“Meniti asa, impian, masa depan, ya
titik itu. Saat ini kita sama-sama sedang mengejar titik itu. Titik kita
masing-masing, asa kita. Terlihat jauh, tapi kita sedang mengejarnya. Jalan
yang ditempuh menanjak, tapi kita tak gentar. Aku, kamu, kita, sama-sama
berlari ke titik itu. Tak pernah ada kata lelah, makin dekat dan semakin dekat.
Tekat kuat telah melekat. Jiwa baja yang takkan runtuh terpengaruh. Asa ku dan
asa mu mungkin berbeda tapi semangat kita sama, karena kita satu, walaupun
titik kita berbeda, walaupun tujuan kita berbeda”.
Terinspirasi nulis judul ini karena
habis kepo temen-temen SMA *duh ketauan deh keponya* yang kini sedang meniti
asanya masing-masing–termasuk saya. Udah pada kece-kece gitu deh sekarang, ada
yang (sedang meniti asa) di kepolisian, abri, penerbangan, kebidangan, dan
profesi lainnya, termasuk yang sedang kuliah di jurusan masing-masing untuk
menjadi “seseorang” nantinya. Duh tumben ya agak bener ini ceritanya, haha.Sekedar ingin bernostalgia dengan
masa SMA *tsah*. Yang dulunya nakal setengah matik eh sekarang jadi polisi,
jadi pilot, jadi tentara, calon penegak kedaulatan negara. Yang dulunya pendiem
eh sekarang ambil kuliah jurnalistik, calon reporter, news anchor, calon
diplomat. Yang dulunya cerewet eh sekarang jadi bidan, calon dokter. Yang dulunya
cuek, eh sekarang calon diplomat, pengacara, legislatif. Dan yang dulunya
paling males ketemu angka-angka, hitungan eh sekarang jadi calon ekonom,
akuntan, manajer –ya kayak gue gini deeh.
Tapi emang bener deh. No one can
guess, guys. Nggak nyangka! But, nyenengin banget liat temen-temen sekarang
udah jadi diri mereka masing-masing. I wish one day we’ll meet again, with success
in our hands.